Teknik praktis pengajayaran EYL
Dalam melaksanakan kegiatan pengajaran di kelas, guru memerlukan persiapan dengan memperhatikan tujuan, strategi, isi, atau bahan ajar serta butir-butir evaluasi atau assessment. Untuk menyampaikan bahan ajar dan melatih keterampilan berbahasa diperlukan cara-cara atau teknik yang praktis, bervariasi, dan menarik.
Dibawah ini akan dibahas tentang bagaimana teknis-teknis praktis pengajaran eyl.
1. Listen and Repeat
Teknik ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran menyimak, berbicara, maupun membaca. Dalam teknik ini, guru mengucapkan sesuatu kepada dan siswa hanya mendengarkan. Kemudian guru mengucapkan lagi dan siswa diminta mengulang apa yang diucapkan oleh guru. Contoh:
Teacher: “Listen and repeat”
It’s a dog.
2. Listen and Do
Dalam kegiatan ini, guru mengucapkan suatu ungkapan atau perintah, siswa mendengarkan baik-baik kemudian siswa melakukan apa yang dikatakan guru. Siswa menanggapi atau memberikan respons dengan melakukan apa yang dikatakan guru.
Contoh:
Teacher: “stand up, please”
(siswa berdiri)
3. Question and Answer
Teknik ini dapat diterapkan dalam pembelajaran menyimak dan berbicara. Untuk tingkat awal, kegitan dapat dilakukan dengan guru mulai bertanya dan memberi contoh jawabannya. Kemudian siswa menirukan, setelah itu guru bertanya, dan meminta siswa menjawab.
Contoh:
Teacher: “Are you studying?”
Jawaban : Yes, I am atau No, I’m not.
4. Substitution
Dalam menerapkan teknik ini, guru menghilangkan salah satu bagian kalimat dan meminta siswa untuk mengganti dengan kata lain yang sejenis. Teknik substitution ini dapat diterapkan dalam pembelajaran menyimak, berbicara, penambahan kosakata, dan tata bahasa. Untuk menerapkan teknik ini, guru dapat menggunakan alat bantu berupa flashcards, flipcards, poster, atau benda sesungguhnya (realia).
Contoh:
Let’s ……………
Count
Sing
Go
5. Draw and Colour
Kegiatan ini adalah kegiatan menggambar dan mewarnai setelah mereka mengenal beberapa kata, benda, dan warna. Gambar yang diberikan dapat disesuaikan dengan apa yang disenangi siswa atau apa yang dimiliki. Demikian pula tentang warna disesuaikan dengan konteks atau kenyataan yang ada dalam dunia nyata.
Contoh:
Draw a carrot. It’s orange.
(siswa menggambar dan mewarnai)
6. Listen dan Identify
Guru dapat melatih siswa dua bunyi yang hamper sama dengan cara yang menarik, misalnya dengan “minimal pairs” untuk bunyi vowel dan konsonan tertentu.
(1) (2)
Eat it
Pen pan
Guru mengucapkan eat, siswa mengidentifikasi one, kalau guru mengucapkan it siswa menyebut two. Hal ini dilakukan beberapa kali agar siswa menjadi biasa dan dapat membedakan bunyi vowel yang hampir sama.
7. See Dofferences
Kegiatan ini melatih siswa melakukan observasi untuk menemukan persamaan dan perbedaan dua benda atau gambar. Kegiatan semacam ini untuk melatih ketelitian dan merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi siswa kelas renda.
8. Kegiatan Berpasangan(in-pair)
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara berpasangan atau berdua dapat melatih siswa berinteraksi dan berkomunikasi. Kegiatan ini akan memicu siswa untuk berinteraksi dan belajar menghargai pendapat orang lain.
Dalam kegiatan yang dilakukan secara berpasangan, siswa berlatih sampai mereka benar-benar siap untuk berinteraksi atau bertanya jawab tentang suatu hal.
Contoh:
Student a : May I use you pencil?
Student b : No, I’m sorry. I only have one.
9. diskusi kelompok
kegiatan ini melatih siswa agar saling menghargai teman, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mengemukakan pendapat kepada kelompok. Dikusi kelompok selalu berangkat dari problem solving. Oleh karena itu, instruksi guru harus jelas dan dapat dipahami oleh siswa serta guru memberi problem pada kelompok untuk didiskusikan dan dicari solusinya.
10. Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa unsur dalam cooperative learning antara lain:
a. Adanya saling ketergantungan yang bersifat positif.
b. Saling interaksi atau tatap muka.
c. Adanya komunikasi antara anggota kelompok.
d. Adanya tanggung jawab sebagai anggota atau perseorangan.
e. Adanya evaluasi proses secara kelompok,
f. Ada unsure information gap yang membuat anak merasa belajar, dari tidak tahu menjadi tahu.
Dalam kegiatan ini, guru harus bersifat adil, penuh perhatian, dan aktif membantu. Dalam kelas EYL, kelompok dapat bekerja sama untuk membuat laporan atau tugas yang diberikan guru, misalnya mengisi teka-teki silang (puzzle) atau membuat daftar nama binatang yang ada di kebun binatang setempat.
11. Questioning and Inquiry
Kedua strategi ini sering dilakukan bersama-sama. Bertanya dilakukan oleh guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan inquiry diawali dengan kegiatan pengamatan kemudian bertanya, lalu ia menganalisis dan akhirnya membuat kesimpulan. Contoh kegiatannya adalah: di halama sekolah ada pohon besar, siswa mengamati dan mencari informasi pohon apa?, umurnya berapa tahun?, apakah buahnya dapat dimakan?, dan sebagainya dengan menggunakan bahasa inggris yang sederhana.
12. Pemodelan dan Demonstrasi
Pemodelan merupakan strategi untuk memberikan contoh kepada siswa bagaimana meraka melakukan, belajar, dan membuat sesuatu. Untuk kelas rendah kegiatan pemodelan dan demonstrasi ini dapat berupa pronunciation drill. Misalnya, untuk konsonan /th/ gur dapat mendemonstrasikan bagaimana pelafalan kata three dan thank dengan benar dan jelas.
13. Concept Mapping
Kegiatan ini biasanya digunakan untuk melatih siswa mengaitkan suatu konsep atua sesuatu yang sudah diketahui dengan konsep lain atau hal-hal lain yang erat hubungannya.
Contoh:
Concept : Vegetable
Question : What is a begatable?
(kemudian guru membimbing siswa membuat definisi vegetable).
“ A vegetable is a plant, or part of a plant, we eat”
Can you mention name some vagatables?
(siswa secara brainstoriming menyebutkan nama sayuran)
14. Brainstorming
Brainstorming merupakan strategi yang dapat dipakai untuk mengaktifkan siswa. Bila guru minta seluruh kelas memberikan ide atau menyebutkan ide atau menyebutkan contoh sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat maka guru melakukan brainstorming.
15. Outdoor Activity
Kegiatan pembelajaran tidak harus selalu dilakukan di dalam kelas. Sekali-kali siswa perlu diajak ke luar kelas untuk lebih mengenal lingkunga yang ada di sekitaranya. Kegiatan di luar kelas dapat memperkaya perbendaharaan kosakata anak-anak sebab ada hal-hal yang tidak atau belum diajarkan di kelas. Selain itu, secara berkelompok siswa dapat berinteraksi dengan anggota kelompoknya.
Kesimpulan
Menghadapi atau mendidikan kelas EYL sangat dibutuhkan kepandaian dan kesabaran seorang guru. Metode yang kita lakukan dalam mengajar harus tepat dan terarah serta menyenangkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancer. Pemilihan teknik belajar harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Ada beberapa teknik praktis pengajaran EYL seperti: Listen and Repeat, Listen and Do, Question and Answer, Substitution, Draw and Colour, Listen and Identify, See Differences, kegiatan berpasangan (in-pair), Group Discussion, Cooperative Learning, Questioning and Inquiry, Pemodelan dan Demonstrasi, Concept Mapping, Brainstorming, and Ourdoor Activity.
0 comments:
Post a Comment